
BahariNetwork.id Halmahera Selatan – Suara kekecewaan masyarakat Desa Bibinoi, Kecamatan Bacan Timur Tengah, semakin lantang terdengar. Jaringan telekomunikasi di desa ini sudah berbulan-bulan lumpuh total. Tower yang berdiri tegak di tengah desa, alih-alih menjadi penopang akses komunikasi, kini justru hanya menjadi besi tua tanpa fungsi.
Kondisi tersebut membuat warga terjebak dalam keterisolasian. Padahal, di era serba digital saat ini, jaringan internet dan telekomunikasi bukan lagi kebutuhan sekunder, melainkan kebutuhan pokok yang menunjang aktivitas pendidikan, layanan publik, kesehatan, hingga perekonomian.
Ironisnya, meski masalah ini sudah lama terjadi, tak ada tanda-tanda perhatian serius dari pihak berwenang. Lebih ironis lagi, Desa Bibinoi dikenal sebagai tanah kelahiran banyak pejabat publik penting, mulai dari Bupati Halmahera Selatan saat ini hingga anggota DPR RI dan DPRD. Fakta itu membuat masyarakat semakin kecewa, karena mereka merasa diabaikan justru oleh putra-putra daerahnya sendiri.
“Bupati itu orang Bibinoi, anggota DPR RI juga orang Bibinoi, bahkan DPRD pun ada dari Bibinoi. Tapi jangankan pembangunan besar, tower untuk jaringan saja tidak bisa mereka urus. Bagaimana kami tidak kecewa?” kata seorang warga dengan nada geram.
Keluhan ini bukan tanpa alasan. Warga mengaku hampir setiap hari mereka kesulitan berkomunikasi, baik dengan keluarga maupun dalam urusan pekerjaan. Para pelajar dan mahasiswa harus menempuh perjalanan jauh ke desa lain hanya untuk mendapatkan sinyal internet. Begitu pula pedagang dan pelaku usaha kecil yang kehilangan kesempatan memperluas pasar karena terhambat masalah jaringan.
“Kami ini seakan hidup di zaman dulu. Anak-anak sekolah harus ke luar desa hanya untuk cari jaringan belajar daring. Kalau ada urusan mendesak pun, kami harus naik ke bukit atau menyeberang ke desa tetangga. Apa ini pantas terjadi di kampung asal bupati?” tambah warga lainnya.
Masyarakat menilai, para pejabat publik asal Bibinoi hanya hadir ketika ada kepentingan politik. Mereka rajin datang saat kampanye, membawa janji manis, namun setelah berkuasa melupakan persoalan nyata rakyat. Hal ini menimbulkan kekecewaan mendalam sekaligus mempertanyakan kepedulian mereka terhadap kampung halaman sendiri.
Warga pun menuntut langkah konkret. Mereka mendesak pemerintah daerah bersama pihak operator segera memperbaiki tower yang rusak dan memastikan jaringan kembali normal. Menurut mereka, jika hal mendasar seperti jaringan komunikasi saja diabaikan, maka sulit berharap adanya perubahan besar lain untuk kesejahteraan rakyat.
“Kami tidak butuh janji-janji kosong. Yang kami mau hanya satu: tower ini segera dihidupkan lagi. Itu kebutuhan dasar kami. Kalau urusan sekecil ini saja mereka gagal, jangan salahkan kalau rakyat kehilangan kepercayaan,” tegas warga dengan nada keras.
Hingga kini, tower di Desa Bibinoi masih belum berfungsi. Sementara itu, masyarakat terus menunggu—antara harapan dan rasa kecewa yang kian mendalam—apakah para pejabat publik asal Bibinoi, termasuk Bupati Halmahera Selatan dan anggota DPR RI, benar-benar akan mendengar jeritan rakyatnya atau terus membiarkan desa kelahiran mereka terisolasi dalam kesunyian digital.
Komentar0