Kasus ini sebelumnya ramai diberitakan pada Rabu, 11 September 2025, terkait dugaan distribusi makanan tidak layak konsumsi kepada murid SD dan SMP. Investigasi awal mengungkapkan temuan makanan berulat, berjamur, atau kadaluarsa—termasuk tempe dan sayuran—dalam program makanan bergizi pemerintah pusat.
Sumber yang enggan disebutkan namanya menuturkan, setelah pemberitaan bertubi-tubi, Tari Irmanisa menyatakan, “Dirinya tidak takut dengan pemberitaan media online, sebanyak apa pun.” Pernyataan itu terdengar Kamis, 18 September 2025, pukul 20.07 WIB.
Pantauan BahriNetwork.com bersama LSM Bungoeng Lam Jaroe Aceh mengindikasikan adanya oknum-oknum yang bertindak sebagai pembekap dan pembeking kasus ini. Dugaan keterlibatan pihak tertentu ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah hukum benar-benar berlaku di wilayah ini, ataukah ada perlindungan istimewa bagi oknum yang melanggar standar kesehatan anak-anak sekolah?
Aktivis LSM Bungoeng Lam Jaroe Aceh, Zulfadli, menegaskan sikapnya kepada BahriNetwork.com:
“Bagi kami, pembekapan atau pembekingan tidak masalah. Bila perlu satu truk buat bekingnya, kami juga akan melangkah lebih jauh. Jika tahan menghadapi hukum dari pusat Jakarta, silakan saja,” tegas Zulfadli, Jumat 19 September 2025, pukul 18.09 WIB.
Kasus ini masih menunggu langkah tegas aparat penegak hukum, termasuk Kepolisian Republik Indonesia dan Kejaksaan Agung, untuk memastikan keadilan ditegakkan dan anak-anak sekolah di Kejuruan Muda mendapatkan hak mereka atas makanan bergizi yang layak dan aman.
(Pasukan Ghoib/Jihandak Belang/Team LSM BLJ Aceh)
Komentar0