TpO6TfClGSdiGfC8Tpz0TSd7GA==

Masyarakat Kepung Kantor Desa, Polisi Amankan Kepala Desa Ijul M. Kiat



Halmahera Selatan – Gejolak politik desa kembali memanas di Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan. Ratusan warga Desa Saketa turun ke jalan dan mengepung kantor desa pada Rabu (27/8/2025), menuntut transparansi pengelolaan Dana Desa serta mendesak Kepala Desa, Ijul M. Kiat, segera mundur dari jabatannya.

Aksi protes besar-besaran ini dipicu kekecewaan masyarakat yang menilai pengelolaan Dana Desa selama kepemimpinan Ijul penuh tanda tanya. Warga menuding, laporan penggunaan anggaran tidak pernah disampaikan secara terbuka, sementara berbagai program pembangunan desa tak kunjung terlihat hasilnya.

Desakan Mundur Sejak pagi, warga berbondong-bondong mendatangi kantor desa sambil membawa spanduk tuntutan. Mereka menegaskan, kesabaran masyarakat telah habis karena Kades dianggap lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kesejahteraan warganya.

“Sudah terlalu lama kami diam. Dana Desa miliaran rupiah masuk ke Saketa, tapi jalan desa rusak, fasilitas umum terbengkalai, dan laporan pertanggungjawaban tidak pernah disampaikan. Kades harus mundur!” teriak seorang warga dengan nada geram.

Ketegangan semakin meningkat ketika massa mencoba menerobos masuk ke kantor desa. Suasana nyaris ricuh sebelum aparat kepolisian dari Polsek Gane Barat bersama personel TNI turun tangan menenangkan massa.

Polisi Amankan Kades
Untuk mencegah bentrok, aparat akhirnya mengevakuasi Kepala Desa Ijul M. Kiat dari dalam kantor desa. Ia langsung diamankan ke tempat yang lebih aman. Langkah itu ditempuh karena situasi di lapangan semakin panas, sementara warga terus mengepung kantor desa.

Kapolsek Gane Barat yang berada di lokasi menjelaskan, pengamanan dilakukan semata-mata demi keselamatan Kades serta menjaga stabilitas keamanan.

Kami mengimbau masyarakat agar menyalurkan aspirasi sesuai prosedur. Aparat tidak akan membiarkan tindakan anarkis terjadi, tetapi tuntutan warga akan kami sampaikan kepada pihak berwenang,” tegasnya.



Gelombang Ketidakpercayaan Aksi kepungan kantor desa ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, warga bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga telah melayangkan mosi tidak percaya terhadap Kades. Namun, hingga kini belum ada kejelasan tindak lanjut dari pemerintah kabupaten maupun aparat penegak hukum.

Kondisi ini membuat masyarakat semakin resah. Mereka menilai, keberadaan Kepala Desa Ijul M. Kiat justru menjadi sumber masalah di desa, karena dianggap gagal menjalankan amanah dan tidak mampu memberikan kepercayaan publik.

Selama dia masih menjabat, desa ini tidak akan maju. Bagaimana mau sejahtera kalau anggaran saja tidak jelas arahnya? Kami tidak butuh pemimpin yang hanya memikirkan dirinya sendiri,” ungkap seorang tokoh pemuda Saketa.

Tuntutan Warga

Dalam aksinya, masyarakat menyampaikan beberapa tuntutan utama:

1. Ijul M. Kiat segera mengundurkan diri sebagai Kepala Desa Saketa.


2. Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan segera melakukan audit independen terhadap penggunaan Dana Desa.


3. Aparat penegak hukum mengusut dugaan penyalahgunaan anggaran.


4. PLN dan instansi teknis segera membuka transparansi laporan dana pembangunan desa.



Warga menegaskan bahwa aksi mereka akan terus berlanjut jika pemerintah daerah tidak segera mengambil langkah tegas. Bahkan, sejumlah perwakilan warga menyatakan siap mendirikan posko protes di depan kantor desa hingga tuntutan mereka dipenuhi.

Menanti Respons Pemerintah
Hingga berita ini diturunkan, situasi di Desa Saketa berangsur kondusif setelah aparat melakukan mediasi awal dengan perwakilan warga. Namun, ketidakpuasan masyarakat belum mereda. Semua pihak kini menunggu sikap resmi dari Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, apakah akan segera menindaklanjuti tuntutan warga atau justru membiarkan konflik berlarut-larut.

Sementara itu, Kepala Desa Ijul M. Kiat hingga kini masih dalam pengamanan pihak kepolisian. Belum ada keterangan resmi dari dirinya terkait tudingan penyalahgunaan Dana Desa yang dilontarkan masyarakat.

Masyarakat Saketa menegaskan, perjuangan mereka bukan sekadar soal pergantian pemimpin, melainkan demi menyelamatkan dana publik dan masa depan pembangunan desa.

Redaksi

Komentar0

Type above and press Enter to search.